Sumber Gambar : Infografis Pribadi

Pada bulan Desember 2019, sejujurnya aku benar-benar dikejutkan dengan berbagai informasi yang menunjukkan terdapat wabah baru di kehidupan. Wabah yang awalnya menyerang masyarakat Wuhan (China), menurutku sangatlah berbahaya. Banyak warga Wuhan yang merasa ketakutan dengan wabah ini, karena faktanya dapat membuat seseorang sampai kehilangan nyawa. Tenaga kesehatan di Wuhan telah berupaya semaksimal mungkin untuk membantu menyelesaikan permasalahan, namun mereka benar-benar kesulitan.

Nama wabah ini adalah Covid-19 (Virus Corona), yah sejujurnya aku sangat berharap Covid-19 tidak pernah masuk ke Negara Indonesia. Setelah Covid-19 masuk ke berbagai Negara di dunia, aku masih merasa tenang-tenang saja karena belum ada tanda masuk ke Negara Indonesia. Namun perasaan tenangku mulai berubah sejak bulan Maret 2020, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan kedatangan virus corona.

Aku merasa bahwa masyarakat belum memiliki kesiapan dalam mencegah dan mengatasi pandemi Covid-19. Mereka dilanda ketakutan oleh ancaman Covid-19, semakin hari jumlah masyarakat yang terpapar terus saja bertambah. Bahkan telah banyak masyarakat yang kehilangan nyawa akibat Covid-19. Masyarakat benar-benar membutuhkan solusi untuk mengatasi pandemi, mereka berharap Covid-19 akan segera pergi agar bisa menjalankan hidup normal kembali.

Sumber Gambar : Infografis Pribadi

Kehadiran Covid-19 dalam kehidupan masyarakat, sejujurnya telah membuat mereka menjadi benar-benar ketakutan. Covid-19 merupakan musuh terbesar yang perlu untuk dihindari dalam kehidupan saat ini. Ketika melihat media, banyak informasi yang menunjukkan seseorang harus kehilangan nyawa akibat terpapar Covid-19. Mereka menjadi sangat takut akan ancaman menjadi korban selanjutnya, masyarakat tidak mau kehilangan nyawa karena terpapar Covid-19.

Lalu timbul satu pertanyaan “apa dampak terburuk dari ketakutan masyarakat ?”. Aku pribadi merasa bahwa dampak terburuk yang dihadapi masyarakat adalah merasa takut secara berlebihan sampai melupakan penyakit lainnya. Fokus masyarakat saat ini hanyalah satu, berupaya semaksimal mungkin untuk terhindar dan membantu memutus rantai penyebaran Covid-19. Mereka seolah-olah tidak memperdulikan penyakit lainnya karena merasa Covid-19 adalah penyakit yang paling berbahaya.

Sumber Gambar : Infografis Pribadi

Padahal kita tahu bahwa tidak hanya Covid-19 saja yang berbahaya, masih banyak penyakit lain yang berbahaya dan sedang menghantui kehidupan kita. Rasanya sangat percuma kalau kita fokus 100 persen pada pandemi Covid-19, tetapi terserang oleh penyakit lain. Contoh penyakit lain yang berbahaya antara lain adalah Malaria, Demam Berdarah, HIV, Tipus, influenza, Chikungunya dan juga Kusta.

Sejujurnya perlu kewaspadaan kita pada penyakit lain ditengah keadaan pandemi, jangan sampai kita melupakan bahaya dari penyakit lain karena disebabkan oleh satu penyakit yaitu Covid-19. Tetap waspada karena banyak penyakit lain yang sedang menghantui kita di keadaan pandemi seperti ini. Tanpa adanya tindakan pencegahan, akan membuat penyakit lain lebih mudah dalam menyerang tubuh kita. Percayalah kesehatan sangatlah penting dan menjadi prioritas nomor satu yang perlu dijaga oleh semua manusia.

Sumber Gambar : alodokter.com

Ketika membicarakan tentang penyakit berbahaya dan perlu untuk diwaspadai umat manusia, tentunya pilihanku jatuh pada penyakit kusta. Mari kita dengan seksama #Melihat Kusta Lebih Dekat, menurutku kusta merupakan penyakit berbahaya yang tidak hanya mengganggu kesehatan raga penderita, tetapi juga mengganggu kesehatan jiwa penderitanya. Banyak stigma negatif dan tindakan diskriminasi dari masyarakat ketika mengetahui seseorang menderita kusta. Masyarakat mengganggap bahwa penyakit yang sudah ada sejak tahun 2000 sebelum Masehi, merupakan kutukan dari Tuhan atas segala dosa yang pernah diperbuat penderita.

Sejujurnya aku merasa bahwa pemahaman ini adalah salah, harus digaris bawahi bahwa kusta bukan lah penyakit yang berasal dari kutukan Tuhan. Kusta merupakan penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi dan saluran pernafasan. Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Laprae. Bakteri ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya hanya melalui percikan cairan dari saluran pernafasan yaitu ludah atau dahak yang keluar saat batuk atau bersin. Namun harus diketahui bahwa seseorang dapat tertular kusta jika mengalamai kontak dengan penderita dalam jangka waktu lama (alodokter.com, 2021).

Perlu peranan dari kita sendiri untuk mencegah kusta menyerang tubuh, diagnosis dini dan pengobatan yang tepat menjadi kunci untuk mencegah komplikasi dan penularan lebih luas. Ketika kita sudah tertular penyakit kusta, perlu penanganan dan pengobatan dari dokter agar penyakit kusta dapat segera untuk diatasi. Kusta dapat dikategorikan sangat berbahaya dan ditakuti manusia karena dapat membuat penderitanya mengalami mati rasa, kecacatan fisik, terputusnya salah satu anggota gerak seperti jari, ulserasi (luka borok), glaukoma, kebutaan, kerusakan permanen pada bagian dalam hidung, kerusakan bentuk wajah, kelemahan otot, cacat permanen, kerusakan saraf permanen, gagal ginjal, disfungsi ereksi dan kemandulan pada pria.

Sumber Gambar : Infografis Pribadi

Aku berpesan kepada kalian semua untuk mewaspadai kusta, karena sejujurnya di tengah adanya pandemi Covid-19, penyakit kusta juga sedang menghantui kehidupan kita. Kita harus mewaspadai kusta, karena Negara Indonesia masuk dalam kategori jumlah penderita kusta paling banyak di dunia. Pada tahun 2020, Kemenkes menemukan 9.000 kasus kusta dan total kasus kusta menjadi 16.704 kasus di Indonesia. Tentunya angka ini masih dapat dikategorikan tinggi dan perlu untuk segera diatasi oleh Pemerintah Indonesia (manado.tribunnews.com, 2021).

Percaya atau tidak bahwa Negara Indonesia pada tahun 2017 menduduki peringkat ketiga jumlah terbanyak masyarakat yang menderita kusta, setelah India dan Brasil. Menteri Kesehatan mengungkapkan bahwa terdapat beberapa wilayah yang menjadi perhatian karena banyaknya kasus penderita kusta. Wilayah tersebut antara lain adalah Papua, Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan Aceh (liputan6.com). Sungguh Indonesia mengalami permasalahan pelik dalam penyakit kusta, aku merasa bahwa permasalahan kusta harus bisa segera diatasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Sumber Gambar : pusdatin.kemkes.go.id

Ketika melihat data diatas, tentunya kita semua akan sependapat bahwa “peringkat ketiga yang didapatkan Negara Indonesia bukanlah prestasi yang bisa menjadi kebanggaan, bahkan hal ini patut menjadi kewaspadaan bagi seluruh masyarakat Indonesia”. Jangan sampai kita terlalu meremehkan penyakit kusta dan pada akhirnya malah tertular, sungguh akan menimbulkan penyesalan yang besar dalam hidup kita jika sampai tertular penyakit kusta. Kita akan menghadapi risiko tinggi seperti contohnya kecacatan kalau tidak mewaspadai penyakit kusta secara baik.

Aku memiliki harapan yang tinggi, ditengah keadaan pandemi Covid-19 saat ini. Pemerintah Indonesia tidak melepaskan fokus kewaspadaan pada penyakit kusta, himbauan kepada masyarakat terkait bahaya penyakit kusta harus terus disampaikan. Masyarakat perlu mendapatkan edukasi dan pemahaman baik terhadap penyakit kusta, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui penyakit kusta. Mereka baru mengetahui bahwa kusta berbahaya ketika sudah terjangkit.

Sumber Gambar : infografis Pribadi

Teman-teman ditengah keadaan pandemi seperti ini, memang sangat penting peranan kita untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Namun kita tidak boleh melepaskan fokus pada penyakit lainnya, kita harus mewaspadai penyakit lain yang berbahaya dan dapat mengancam kehidupan kita. Aku memiliki pesan agar kita selalu menanamkan rasa kepedulian dan berupaya mengantisipasi penyakit kusta meskipun dalam keadaan pandemi Covid-19. Percayalah bahwa kusta sangatlah berbahaya, agar dapat terhindar perlu ada langkah pencegahan sejak awal.

Kita harus dapat berkontribusi memberikan edukasi pada masyarakat akan penyakit kusta. Banyak masyarakat yang masih salah mempersepsikan kusta, masyarakat menganggap kusta bukanlah penyakit tetapi sebuah kutukan dari Tuhan atas segala dosa yang dimiliki umat manusia. Salah persepsi ini menimbulkan dampak, mudahnya kusta menular pada orang lain dan ada kalanya orang yang terkena kusta menjadi terlambat untuk diobati. Sejujurnya masih banyak masyarakat yang menjadi penderita kusta tetapi belum mendapatkan penanganan yang baik.

Maka dapat dikatakan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia terhadap penyakit kusta sangatlah penting. Perlu upaya semaksimal mungkin untuk menurunkan jumlah angka penderita kusta. Ditengah keadaan pandemi Covid-19, kita perlu terus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyakit kusta. Masyarakat juga harus mengetahui bahwa kusta berbahaya dan perlu untuk diwaspadai dengan baik. Pastinya akan menjadi penyesalan bagi masyarakat bila dapat terhindari dari Covid-19, tetapi malah tertular penyakit kusta.

Sumber Gambar : Infografis Pribadi

Mari kita bersama-sama menyatukan tekad bergotong royong untuk mengatasi penyakit kusta bersama. Hilangkan stigma negatif dan diskriminasi pada penderita kusta, sejujurnya mereka tidak membutuhkan cacian dari kita, mereka hanya membutuhkan dorongan dan dukungan dari kita. Pahamilah bahwa kalau bukan dari kita yang mencoba mengatasi penyakit kusta ? lalu siapa lagi yang akan mengatasinya. Kita sebagai masyarakat perlu untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam mewujudkan impian “Indonesia bebas kusta”. Satukan suara mengedukasi bersama untuk Indonesia Bebas Kusta.

Aku memiliki harapan yang tinggi bahwa jumlah penderita kusta akan dapat segera mengalami penurunan agar Negara Indonesia bisa menjadi lebih baik dibandingkan sekarang. Pesan terakhirku kepada kalian semua “Mari kita ciptakan Indonesia yang bebas dari segala macam penyakit. Masyarakat Indonesia wajib untuk mendapatkan jaminan bisa hidup sehat dan sejahtera”. Segala upaya perlu dilakukan untuk bisa mewujudkannya, percayalah bahwa Indonesia suatu saat nanti akan bisa bebas dari kusta.

#SUKA #NLRxKBR #LombaNLRxKBR #IndonesiaBebasKusta #SuaraUntukIndonesiaBebasKusta

“Tulisan Ini Diikutsertakan Dalam Lomba Blog #Melihat Kusta Lebih Dekat” yang Diselenggarakan Oleh NLR Indonesia dan KBR.id

Referensi :

Alodokter.com, Penyakit Kusta, Diakses pada tanggal 12 Agustus 2021, https://www.alodokter.com/kusta

Fitri Syarifah (Liputan6.com), Jumlah Penderita Kusta di Indonesia, Terbanyak Ketiga di Dunia, Diakses pada tanggal 13 Agustus 2021, https://www.liputan6.com/health/read/2031895/jumlah-penderita-kusta-di-indonesia-terbanyak-ketiga-di-dunia

Muhammad Irham (Manado.tribunnews.com), Jumlah Penderita Penyakit Kusta Terus Naik, Kenali Cara Penularannya, Diakses Pada Tanggal 13 Agustus 2021,  https://manado.tribunnews.com/2021/01/29/jumlah-penderita-penyakit-kusta-terus-naik-kenali-cara-penularannya?page=2